Kamis 12 Oct 2023 04:19 WIB

Puluhan Desa di Bojonegoro Terdampak Kekeringan, BPBD Salurkan Air Bersih

Warga diimbau menggunakan air dengan hemat dan sebijak mungkin.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas saat mendistribusikan air bersih ke daerah terdampak kekeringan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas saat mendistribusikan air bersih ke daerah terdampak kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Sejumlah daerah di Jawa Timur (Jatim) mengalami dampak kekeringan akibat musim kemarau panjang. Kondisi ini turut terjadi di puluhan desa wilayah Kabupaten Bojonegoro.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Bojonegoro, Ardhian Orianto menyatakan, Pemkab Bojonegoro melalui BPBD telah menyalurkan bantuan air bersih total sebanyak 1.504 tangki kepada masyarakat. Bantuan air bersih ini didistribusikan ke 130 dusun di 73 desa. "Dan yang tersebar di 19 kecamatan terdampak kekeringan," kata Ardhian.

Menurut dia, pihaknya menyalurkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang kekurangan air bersih pada musim kemarau. Sesuai data BPBD Bojonegoro hingga 9 Oktober 2023, pihaknya telah mendistribusikan air sebanyak 6.016.000 liter.

Untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan air bersih, kata dia, dapat langsung menghubungi melalui pihak desa atau kecamatan terkait. Masyarakat juga dapat menghubungi Call Center BPBD Bojonegoro dengan nomor 08113356444.

Pada kesempatan itu, Ardhian juga mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan air dengan hemat dan sebijak mungkin. Selain itu, masyarakat juga diminta membatasi aktivitas berat di luar ruangan.

Tidak lupa pula meminum air putih secara rutin agar terhindar dari penyakit ISPA dan dehidrasi. Sebagaimana diketahui, musim kemarau masih terjadi di berbagai daerah wilayah Jatim.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan musim penghujan mulai terjadi di Jatim pada November 2023. Namun saat itu belum semua daerah mengalami hal serupa.

Berdasarkan perkembangan kondisi dinamika atmosfer – lautan, kondisi el Nino moderat diprakirakan bertahan hingga awal 2024. Kemudian dipole mode positif dan angin monsun baratan mulai memasuki wilayah Indonesia bagian utara ekuator pada Desember 2023.

Adapun wilayah Jatim meliputi 74 ZOM (Zona Musim) diprakirakan memasuki musim hujan 2023/2024 meliputi 32 ZOM (43,2 persen) pada November 2023. Lalu 41 ZOM (55,4 persen) pada Desember sedangkan satu ZOM (1,4 persen) pada Januari 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement