REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Hiswana Migas beri tanggapan terkait isu sulitnya mencari gas elpiji 3 kilogram, di mana banyak warga yang mengeluh soal kelangkaan gas melon tersebut. Sekretaris Hiswana Migas Kota Solo, Agustinus Aditya mengatakan Pertamina telah menanggapi dengan menambah pasokan puluhan ribu tabung gas melon yang didistribusikan melalui pangkalan-pangkalan yang ada di Kota Solo.
Ia tak menampik ada banyaknya keluhan warga kota Solo terkait kelangkaan gas elpiji 3 kilogram. "Kita lantas berkoordinasi dengan Pemkot serta Pertamina. Kita cek lapangan ternyata kondisinya di pangkalan aman," kata Agustinus, Ahad (8/9/2024).
Tabung melon menurut dia sudah ditambah selama tiga hari terakhir dengan jumlah 58 ribu tabung. Di mana gas melon tersebut telah disalurkan ke 2.000-an pangkalan di luar distribusi alokasi normal.
"Untuk per pangkalan berapa beda-beda ya, tergantung kekuatan dari pangkalan. Biasanya antara 10 sampai 50 tabung," katanya.
Sebenarnya tidak ada kelangkaan di tingkat pangkalan, namun menurut dia, kelangkaan terjadi karena ada pembatasan kuota dari 20 persen menjadi 10 persen di tingkat pengecer lantaran. Ia mengatakan salah satu alasannya adalah agar gas melon yang diedarkan tepat sasaran.
"Itu memang aturan pusat ya, bahwa jumlah alokasi ke pengecer memang dikurangi. Tujuannya agar lebih tepat sasaran. Jadi ketika kemarin sempat mengeluh gas langka, berarti mereka belinya di tingkat pengecer, bukan di pangkalan," kata dia.
Dia berkata, sebenarnya masyarakat bisa langsung membeli gas 3 kg di pangakalan. "Syaratnya pun mudah, tinggal bawa KTP, dari sisi harga juga lebih murah dibandingkan di tingkat pengecer," katanya.
Menurut Muntasir salah satu pengelola pangkalan di Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari mengaku tidak terjadi kelangkaan tabung gas di tempatnya. "Kalau disini tidak ada kelangkaan ya. Masih aman, cuma memang beberapa hari kemarin, banyak orang baru yang beli gas disini. Mungkin biasanya beli dipengecer atau pangkalan lain," ujar dia.
Untuk pengiriman gas elpiji di pangkalannya, Muntasir mengatakan setidaknya seminggu tiga kali dan mendapat jatah 45 tabung sekali kirim. Ia juga mengaku tak menambah stok karena masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
"Itu sudah cukup, karena hanya yang ber-KTP sini saja. cuma untuk 2 RW saja. Lalu kenapa langka saya malah nggak tahu. Kalau ada antrean betul, ya karena ada orang baru yang beli tadi. Karena kan tidak mungkin orang beli gas setiap hari. Rata-rata pembeli saya itu rumah tangga, jadi baru beli gas seminggu sekali, atau dua minggu sekali," katanya mengakhiri.