Kamis 17 Oct 2024 15:58 WIB

Politisi PKS Kecam Pernyataan Menlu Jerman yang Sebut Israel Boleh Bunuh Warga Sipil Gaza

Sukamta menyebutnya sebagai kesesatan berpikir.

Polemik Penanganan Virus Korona. Anggota DPR RI Komisi 1 FPKS, Sukamta menjadi nara sumber Bincang Sore Republika tentang polemik virus korona di Republika Yogyakarta, Jumat (6/3).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Polemik Penanganan Virus Korona. Anggota DPR RI Komisi 1 FPKS, Sukamta menjadi nara sumber Bincang Sore Republika tentang polemik virus korona di Republika Yogyakarta, Jumat (6/3).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sukamta mengkritik pernyataan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock di hadapan parlemen di mana ia membenarkan tindakan Israel dalam kerangka membela diri untuk menyerang situs sipil karena Hamas dianggap bersembunyi di kerumunan warga sipil juga di bangunan sekolah. Menlu Jerman menyebut situs sipil dapat kehilangan status perlindungannya jika teroris menyalahgunakan status ini.

Sukamta mengkritik keras pernyataan Menlu Jerman tersebut dan menyebutnya sebagai kesesatan berpikir.

"Setidaknya ada dua kesesatan berpikir yang disampaikan Menlu Jerman. Pertama hak Israel untuk membela diri. Ini jelas tidak bisa disematkan kepada Israel yang telah menjajah Palestina lebih dari 76 tahun. Selama penjajahan itu, Israel mengusir jutaan orang Palestina, membunuh anak-anak dan wanita, melakukan politik Apartheid. Maka hak membela diri tidak berlaku buat Israel, sebaliknya itu sepenuhnya hak bagi bangsa Palestina," kata Sukamta dalam pernyataan resminya.

"Yang kedua, dibenarkan menyerang situs sipil karena alasan Hamas bersembunyi di sana. Ini juga jelas melanggar hukum humaniter internasional. Apa pun dugaan atas kondisi di lapangan, situs sipil tidak boleh menjadi sasaran serangan militer. Apa yang dilakukan Israel di Gaza sangat gamblang melanggar hukum humaniter internasional, seluruh rumah sakit, masjid, sekolah di Gaza saat ini hancur," katanya.

Lebih lanjut Anggota DPR RI Fraksi PKS itu menyebut pernyataan Menlu Jerman sangat berbahaya karena dapat menyebabkan upaya penghentian Genosida di Gaza semakin sulit dilakukan.

"Pernyataan Menlu Jerman secara tidak langsung mendukung Genosida yang tengah berlangsung di Gaza saat ini. Ini jelas sangat berbahaya, karena akan membuat Israel merasa punya pembenaran atas kekejamannya," kata Sukamta.

Sukamta meminta Menlu Jerman mengingat luka sejarah kejahatan Nazi di masa lalu, supaya tragedi kemanunisaan serupa tidak terjadi di Palestina saat ini.

"Apa yang dilakukan Isarel saat ini oleh banyak pihak dianggap lebih kejam dari Nazi. Mestinya Jerman ikut mendorong untuk segera dihentikan Genosida. Menyetop bantuan militer kepada Israel dan mendorong sanksi atas kejahatan Israel," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement