Rabu 10 Dec 2025 16:37 WIB

Tutup Program PKW Platinum Street Food, BMD Culinary School Luluskan 26 Peserta

Ani berharap para peserta sudah bisa mulai menjual produknya meski mulai skala kecil.

Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Budi Mulia Dua (BMD) Culinary School resmi menutup program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Platinum Street Food di gedung Budi Mulia Dua Culinary School, Sleman, Rabu (10/12/2025).
Foto: dokpri
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Budi Mulia Dua (BMD) Culinary School resmi menutup program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Platinum Street Food di gedung Budi Mulia Dua Culinary School, Sleman, Rabu (10/12/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Budi Mulia Dua (BMD) Culinary School resmi menutup program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Platinum Street Food yang dimulai sejak awal Oktober 2025 lalu. Pimpinan LKP BMD Culinary School Ani Syafaatun menjelaskan program tersebut telah meluluskan sebanyak 26 peserta yang telah menjalani pendidikan selama 44 hari.

Di seluruh Indonesia, hanya terdapat empat program PKW Platinum Street Food, salah satunya di Yogyakarta. Sehingga para peserta yang hanya 26 orang karena tersebut bisa dianggap beruntung telah melalui seleksi panjang selama satu bulan lebih.

"Kami bersyukur bisa ikut menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan kompetensi adik adik di bidang kuliner," katanya dalam acara penutupan PKW Platinum Street Food di gedung Budi Mulia Dua Culinary School, Sleman, Rabu (10/12/2025).

Ani mengungkapkan, para peserta telah melalui pendidikan cukup panjang yang mana  melibatkan para pakar dan praktisi, seperti pengusaha kuliner Shinta Catering untuk memotivasi para peserta. Para peserta juga telah dibekali manajemen usaha kuliner, manajemen keuangan, marketing online, dan offline hingga bagaimana memotret produk. Harapannya mereka bisa menjual produknya baik secara luring maupun daring sehingga ilmu yang didapatkan untuk para peserta tersebut bermanfaat

"Kami juga mendorong agar para peserta nantnya tergabung di Sibakul, aplikasi milik Pemda DIY. Tujuannya agar bisa mengakses banyak program untuk UMKM. Misalnya bisa terfasilitasi lewat ongkir gratis dan ln-lain. Jadi kami mengajari peserta tidak hanya membuat produknya tetap juga bagaimana memeasarkan sampai menjual produk tersebut," ucapnya.

Ani juga berharap setelah ini para peserta sudah bisa menjual produknya meski mulai dari skala kecil. Dari alumni PKW 2024 lalu sudah ada yang berhasil mampu memproduksi dengan omzet 80 juta per bulan lewat usaha dimsum. "Harapannya di angkatan 2025 ini bisa meniru," ungkap Ani.

Perwakilan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora)  Sleman Listiana Rahmawati mengapresiasi LKP BMD yang terus melahirkan pemuda yang concern pada bidang kuliner. PKW merupakan program dari Kemendikdasmen untuk meningkatkan kompetensi lulusan atau pemuda agar sejalan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.

"Sehingga PKW ini digulirkan agar kebutuhannya sesuai. Selain itu berdasarkan data BPS jumlah wirausaha muda Indonesia mengalami penurunan pada Februari 2024 yakni pada angka sebesar 51,55 juta. Sehingga ini tergolong masih kecil dibandingkan jumlah total penduduk Indonesia," ujarnya.

Ani pun mendorong agar lahir para pengusaha muda. Pemerintah bersama mitra termasuk LKP BMD pun akan terus memfasilitasi, membimbing, dan memberikan bekal kepada 26 peserta terpilih.

"Para peserta tidak hanya mendapatkan ilmu kemampuan di bidang kuliner tetapi juga mendapatkan bantuan peralatan untuk produksi dan berjualan, sesuai standar sebagai awal permodalan mereka untuk mengembangkan bisnis," kata Listiana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement