Ahad 09 Apr 2023 20:29 WIB
Hikmah Ramadhan

Ramadhan dan Gerakan Literasi

Ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan dalam menggerakkan literasi.

Gedung Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)
Foto: UMY
Gedung Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)

Oleh : Dr. Dyah Pikanthi Diwanti, SE, MM*

REPUBLIKA.CO.ID, Makna iqra (perintah membaca) yang diterima Nabi Muhammad SAW dalam QS Al-Alaq ayat 1-5 mengandung ajaran akan pentingnya membaca yang berarti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui, menganalisa, dan makna lain yang intinya belajar atau proses pembelajaran. Bulan Ramadhan merupakan bulan istimewa di mana satu bulan ini banyak hal kebaikan yang dilakukan dalam menunaikan ibadah.

Seorang ulama yang dikenal dengan Ibnu Rajab Al Hambali menyatakan bahwa salah satu sebab mengapa pahala sebuah ibadah dilipatgandakan adalah karena kekhususan waktunya. Allah SWT melipatgandakan pahala ibadah di bulan Ramadhan karena Allah SWT memuliakannya, sehingga amal ibadah yang dilakukan di bulan ini dilipatgandakan melebihi bulan-bulan lain. 

Hadirnya bulan istimewa ini membawa semangat bagi manusia dalam berlomba-lomba untuk ibadah dan kebaikan. Seperti halnya dalam menjalani aktivitas, bulan Ramadhan menjadi bulan produktif bagi yang mengerjakan amalan-amalan.

Di bulan Ramadhan beragam fenomena ruang ilmu hadir di masyarakat. Hal tersebut menyadarkan bahwa bulan ini membawa kebahagiaan dalam proses membangun literasi. Literasi merupakan kemampuan dalam mengelola informasi untuk mendapatkan pemahaman dari pembiasaan produktif dalam rutinitas membaca, menulis, meneliti dan aktivitas ruang ilmu yang diwujudkan dalam ragam aktivitas seperti berkunjung ke ruang baca atau perpustakaan, toko buku, galeri buku, dan berbagai forum ilmiah atau kajian.

Ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan dalam menggerakkan literasi di bulan Ramadhan: Pertama, menggugah kesadaran dalam membangun budaya baca dengan memulai dari disiplin diri. Yaitu disiplin untuk memiliki atau menyempatkan waktu membaca, menulis, dan aktivitas ruang ilmu lainnya walaupun dengan ragam dan caranya masing-masing. Di bulan Ramadhan, ragam kegiatan tadarus, kajian bersama menjadi momentum yang banyak dinanti.

Kedua, memiliki referensi atau acuan dalam belajar dengan koleksi buku-majalah- maupun penunjang keterampilan yang lain, secara fisik maupun non fisik. Yang nantinya, akan dimulai dari ruang terkecil bernama perpustakaan keluarga, di komunitas, di kampus dan dimanapun aktivitas ruang ilmu berjalan.

Ketiga, Pembiasaan belajar berkelompok atau memiliki komunitas menjadikan pembelajaran awal dalam membangun jaringan. Dengan sesama teman dapat saling membantu dan membangun peradaban bersama menuju pencerahan. Melalui aktivitas storytelling misalnya dapat merekam komunikasi, mencerna ide dan memahamkannya melalui aksi.

Keempat, saling bertukar cerita atau berbagi informasi dapat diupayakan sebagai satu cara untuk mengasah empati dan simpati dalam membangun kesadaran akan arti pentingnya membuka wawasan dan pengalaman hidup bersama.

Kelima, berkegiatan tambahan. Selama Ramadhan kegiatan sosial banyak digerakkan di masyarakat. Membangun literasi melalui fenomena yang ada di masyarakat menjadi hal penting yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Seperti Ramadhan di kampus, Ramadhan berbagi berkah, pasar Ramadhan, dan ragam kegiatan lain.

 

*Dosen Ekonomi Syariah UMY

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement