Kamis 21 Sep 2023 13:47 WIB

Sumbu Filosofi Jadi Warisan Dunia Perkuat Branding Destinasi Wisata Yogyakarta

Beragam tradisi dan praktik budaya Jawa masih dilakukan di sekitar Sumbu Filosofi.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Warga memutari bangunan Panggung Krapyak yang termasuk dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta di Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Warga memutari bangunan Panggung Krapyak yang termasuk dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta di Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Resto Indonesia (PHRI) DIY menyambut gembira ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Penetapan itu dinilai akan berdampak kepada sektor pariwisata DIY.

Terutama destinasi-destinasi wisata yang ada di kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta. "Ini menjadikan branding kita (DIY) akan semakin kuat sebagai destinasi wisata," kata Ketua DPD PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono kepada Republika, Kamis (21/9/2023).

Sumbu Filosofi Yogyakarta ditetapkan sebagai warisan budaya dunia dalam Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committee (WHC) di Riyadh, Arab Saudi, Senin (18/9/2023). Dalam daftar Warisan Dunia UNESCO, Sumbu Filosofi Yogyakarta bertajuk lengkap The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks.

Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dicetuskan pertama kali oleh Raja Pertama Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono I pada abad ke-18.

Konsep tata ruang Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Keraton Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara.

Struktur jalan tersebut termasuk beberapa kawasan di sekelilingnya yang penuh simbolisme filosofis merupakan perwujudan falsafah Jawa tentang keberadaan manusia. Meliputi daur hidup manusia (Sangkan Paraning Dumadi), kehidupan harmonis antar manusia dan antara manusia dengan alam (Hamemayu Hayuning Bawana), hubungan antara manusia dan Sang Pencipta, antara pemimpin dan rakyatnya (Manunggaling Kawula Gusti), serta dunia mikrokosmik dan makrokosmik.

Beragam tradisi dan praktik budaya Jawa masih dilakukan di sekitar kawasan Sumbu Filosofi baik dalam pemerintahan, hukum adat, seni, sastra, festival, dan ritual. Hal ini juga merupakan bukti akan peradaban Jawa dan tradisi budayanya yang masih terus dilestarikan hingga saat ini.

"PHRI DIY mengucapkan selamat atas penganugerahan Sumbu Filosofi Yogyakarta jadi warisan budaya dunia UNESCO," ujar Deddy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement