Rabu 10 Sep 2025 16:25 WIB

Tim Pengabdian Akprind Beri Pelatihan Intensif Pelaku UMKM dan Pokdarwis di Jepitu Gunungkidul

Kegiatan pendampingan menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan program ini.

Nur Rahmawati dari tim pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Akprind Indonesia saat memberikan pelatihan intensif bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kalurahan Jepitu, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul, beberapa waktu lalu.
Foto: dokpri
Nur Rahmawati dari tim pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Akprind Indonesia saat memberikan pelatihan intensif bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kalurahan Jepitu, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Untuk mendorong transformasi ekonomi di wilayah pesisir selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tim pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Akprind Indonesia dan Universitas Widya Mataram Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan intensif bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Kalurahan Jepitu, Kecamatan Girisubo, Gunungkidul. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini merupakan bagian dari program 'Pemberdayaan Wilayah Pantai Selatan DIY Menuju Transformasi Kota Wisata dengan Aglomerasi Ekonomi Biru' yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendiktisaintek untuk tahun anggaran 2025.

Pelatihan yang bertajuk 'Pemasaran Efektif' dan 'Membuat Konten Efektif' ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pelaku usaha lokal dalam memanfaatkan platform digital untuk pemasaran. Tim pengabdian yang diketuai oleh Prof Dr Ir Sri Mulyaningsih, ST, MT, IPM, beranggotakan Nur Rahmawati, SE, MBA, Septian Vienastra, SSi, MEng, dan Iva Mindayani, ST, MT.

Mereka memberikan materi yang komprehensif, mulai dari dasar-dasar pemasaran digital hingga strategi pembuatan konten yang menarik untuk media sosial seperti Instagram Reels, TikTok, dan Website.

Dalam sesi pertama, peserta diajarkan tentang pentingnya Search Engine Optimization (SEO) untuk meningkatkan visibilitas produk di ranah digital. "Dengan SEO, UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk iklan," jelas Nur Rahmawati, salah satu pemateri. Selain itu, para peserta juga diberikan wawasan tentang strategi pemasaran melalui pameran yang dapat melengkapi pemasaran digital.

Sesi kedua berfokus pada pembuatan konten yang efektif. Para peserta dibekali dengan pengetahuan praktis tentang cara membuat konten yang menarik dan relevan untuk platform seperti Instagram dan TikTok. Materi mencakup penggunaan alat bantu seperti ChatGPT untuk menghasilkan ide konten dan caption, Canva untuk desain visual, dan CapCut untuk penyuntingan video.

"Kami ingin para pelaku UMKM dan Pokdarwis di Jepitu bisa mandiri dalam membuat konten promosi yang berkualitas," ujar Prof Sri Mulyaningsih.

"Konten yang baik adalah kunci untuk menarik wisatawan dan meningkatkan penjualan produk lokal. Melalui pendampingan ini, kami berharap konten-konten tersebut dapat segera menghiasi Reel Instagram Bisnis dan Website 'Pesona Jepitu', sehingga dapat mempromosikan potensi wisata dan produk unggulan daerah ini secara lebih luas," kata Prof Sri menambahkan.

Kegiatan ini tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi juga dilanjutkan dengan pendampingan intensif. Tim pengabdi yang juga dibantu oleh mahasiswa baik dari program studi Bisnis Digital dan Teknik Geologi Universitas Akprind ndonesia, serta dari Program Studi Teknik Industri Universitas Widya Mataram Yogyakarta secara aktif mendampingi para peserta dalam proses pembuatan konten hingga siap diunggah.

Diharapkan, dengan adanya pendampingan ini, para pelaku usaha dapat secara konsisten menghasilkan konten-konten yang kreatif dan informatif, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada aglomerasi ekonomi biru di wilayah pesisir selatan DIY. Program ini menjadi salah satu wujud nyata dari sinergi antara dunia akademis dan masyarakat dalam mendorong kemajuan ekonomi daerah.

Revolusi Digital untuk UMKM Pesisir

Kalurahan Jepitu, yang terletak di pesisir selatan Gunungkidul, memiliki potensi wisata dan produk unggulan yang belum sepenuhnya tergali. Melalui program pemberdayaan ini, para pelaku UMKM dan anggota Pokdarwis IDAMAN dibekali dengan keterampilan digital yang sangat dibutuhkan di era modern ini. Pelatihan yang diberikan mencakup berbagai aspek penting dalam pemasaran digital, mulai dari pemahaman dasar tentang SEO hingga teknik-teknik canggih dalam pembuatan konten visual.

Dalam materi SEO, peserta diajarkan cara melakukan riset kata kunci yang efektif, optimasi on-page dan off-page, serta teknik membangun backlink berkualitas. "SEO bukan hanya tentang meningkatkan peringkat di Google, tetapi juga tentang memahami apa yang dicari oleh calon pelanggan," jelas Nur Rahmawati.

Peserta juga diperkenalkan dengan Google Analytics sebagai alat untuk memantau kinerja website dan mengukur efektivitas strategi pemasaran digital.

Selain pemasaran online, materi pelatihan juga mencakup strategi pemasaran offline melalui pameran. Peserta diberikan panduan lengkap tentang cara mendaftar pameran, mempersiapkan materi promosi, dan memaksimalkan interaksi dengan pengunjung. Kombinasi strategi online dan offline ini diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih komprehensif bagi perkembangan usaha mereka.

Menguasai Seni Pembuatan Konten Digital

Bagian yang tidak kalah penting dari pelatihan ini adalah pembelajaran tentang pembuatan konten yang efektif untuk platform media sosial. Para peserta diperkenalkan dengan karakteristik konten yang berhasil di Instagram dan TikTok, dua platform yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Materi mencakup pentingnya relevansi konten dengan audiens target, kualitas visual yang menarik, dan konsistensi dalam posting.

Untuk Instagram, peserta diajarkan strategi khusus seperti penggunaan hashtag yang tepat, pemanfaatan fitur Stories untuk interaksi langsung dengan audiens, dan teknik fotografi produk yang menarik. "Visual yang berkualitas tinggi dan konsisten akan membantu membangun identitas merek yang kuat," ungkap Iva Mindayani.

Sementara untuk TikTok, fokus diberikan pada pembuatan video pendek yang mampu menarik perhatian dalam 3-5 detik pertama, mengikuti tren yang sedang viral, dan mendorong interaksi melalui tantangan atau kontes.

Aspek praktis dari pelatihan ini terletak pada penggunaan berbagai aplikasi dan tools digital yang mudah diakses. ChatGPT diperkenalkan sebagai asisten AI yang dapat membantu menghasilkan ide konten dan caption yang menarik. Peserta diajarkan cara menulis prompt yang efektif untuk mendapatkan hasil yang optimal dari AI ini. Canva menjadi pilihan utama untuk desain visual, dengan berbagai template yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan promosi produk lokal. Sedangkan CapCut digunakan untuk editing video, memberikan kemampuan kepada peserta untuk membuat konten video yang profesional tanpa memerlukan keahlian teknis yang rumit.

Tidak ketinggalan, WhatsApp Business juga menjadi bagian penting dari materi pelatihan. Fitur-fitur seperti auto reply dan chat balas cepat diajarkan untuk meningkatkan efisiensi dalam melayani pelanggan. "Dengan WhatsApp Business, UMKM dapat memberikan layanan pelanggan yang lebih profesional dan responsif," tambah tim pelatih.

Transformasi Menuju Ekonomi Biru

Program pemberdayaan ini merupakan bagian integral dari visi besar transformasi wilayah pesisir selatan DIY menuju konsep ekonomi biru. Ekonomi biru sendiri merupakan konsep pembangunan berkelanjutan yang memanfaatkan potensi laut dan pesisir untuk pertumbuhan ekonomi, sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan.

Kalurahan Jepitu, dengan kekayaan alam pesisir dan produk-produk unggulan lokalnya, memiliki potensi besar untuk menjadi model pengembangan ekonomi biru di Indonesia.

Melalui peningkatan kemampuan digital marketing, diharapkan produk-produk unggulan Jepitu seperti hasil laut, kerajinan tangan, dan kuliner khas dapat menembus pasar yang lebih luas. Tidak hanya itu, potensi wisata alam pesisir yang dimiliki Jepitu juga dapat dipromosikan secara lebih efektif melalui konten-konten visual yang menarik di media sosial.

"Kami melihat antusiasme yang luar biasa dari para peserta," ungkap Prof Sri Mulyaningsih. "Mereka tidak hanya menerima materi dengan baik, tetapi juga aktif bertanya dan berdiskusi tentang bagaimana menerapkan ilmu yang didapat untuk mengembangkan usaha mereka. Ini adalah modal yang sangat berharga untuk kesuksesan program ini.

Kegiatan pendampingan yang akan berlanjut setelah pelatihan menjadi kunci untuk memastikan sustainability dari program ini. Tim pengabdian akan terus memantau perkembangan konten yang dibuat oleh peserta dan memberikan feedback konstruktif. Target utama adalah terwujudnya konten-konten berkualitas yang dapat diunggah secara konsisten di Instagram Reels dan website 'Pesona Jepitu'.

Kolaborasi Akademisi dan Masyarakat

Keberhasilan program ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, terutama Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemendiktisaintek yang telah memberikan pendanaan melalui skema Pemberdayaan Wilayah. Kolaborasi antara Universitas Akprind Indonesia dan Universitas Widya Mataram Yogyakarta juga menunjukkan komitmen dunia akademis untuk terlibat langsung dalam pemberdayaan masyarakat.

Program ini diharapkan dapat menjadi model replikasi untuk daerah-daerah pesisir lainnya di Indonesia. Dengan pendekatan yang holistik, menggabungkan pelatihan, pendampingan, dan evaluasi berkelanjutan, program pemberdayaan seperti ini dapat menjadi katalis bagi transformasi ekonomi daerah.

Para peserta yang terdiri dari pelaku UMKM Berkah dan anggota Pokdarwis IDAMAN menunjukkan respon yang sangat positif. Mereka berkomitmen untuk menerapkan ilmu yang telah didapat dan siap menjadi agen perubahan di komunitas mereka masing-masing. Beberapa peserta bahkan sudah mulai merencanakan konten-konten kreatif yang akan mereka buat untuk mempromosikan produk dan destinasi wisata Jepitu.

Dengan semakin berkembangnya teknologi digital dan meningkatnya penetrasi internet di daerah, program seperti ini menjadi sangat relevan dan strategis. Diharapkan, dalam beberapa bulan ke depan, Kalurahan Jepitu akan menjadi contoh sukses transformasi desa wisata berbasis ekonomi biru yang dapat menginspirasi daerah-daerah lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement